Ketika malam tahun baru saya dan teman-teman saya tidak mempunyai acara khusus, sehingga kami pun hanya jalan-jalan dan melihat kesibukan para orang-orang lainnya. Akhirnya kami pun sampai di Monas dan seperti biasa kemacetan merajalela dimana-mana mulai dari tukang dagang hingga polisi lalu lintaspun terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing. Kami pun akhirnya mencari tempat parker sambil mengantri kurang lebih satu jam ntuk mendapatkan parkir. Ketika kami sampai di pintu masuk stasiun Gambir, kami pengendara sepeda motor masing-masing di pungut biaya sebesar Rp3000 oleh petugas yang berpakaian satpam…”tiga ribu bang”, kemudian saya bertanya “di dalem bayar lagi ngga ??” …”ngga di dalem uda bebas” . Tanpa pikir panjang teman saya langsung membayar dan tanpa diberi karcis atau tanda bukti parkir. Di dalam terlihat entah petugas atau bukan menggiring kami masuk ke lahan parkir dan kemudian kami parkir disitu. Selang beberapa jam setelah pergantian tahun kami pun beranjak pulang, dan ketika ingin keluar kami dimintai uang lagi sebesar lima ribu rupiah, ketika teman saya bertanya “kan tadi di depan uda bayar tiga ribu ??”, kemudian orang itu berkilah “kalo tadi mah bukan parkir, ini kan parkir kita jagain”. Sementara motor yang parkir disana jumlahnya mencapai ratusan, bayangkan keuntungan yang bisa didapat. Yaa dan akhirnya kami pun membayar uang parkir lagi.
Inilah potret dimana segelintir orang masih mencari untung lewat momentum-momentum seperti malam pergantian tahun ini. Asalkan parkiran tersebut aman mungkin tidak terlalu jadi masalah, tetapi janganlah momentum seperti ini dijadikan “aji mumpung”, kasihan orang-orang yang sedang dilanda kesusahan padahal mereka sengaja datang untuk menghilangkan penat mereka.
0 komentar:
Posting Komentar